Thursday, August 4, 2016

Sosok Prita Kemal Gani


Prita Kemal Gani, salah seorang praktisi PR di Indonesia, beliau lahir 23 November 1961 silam di Jakarta. Beliau telah menjalani studi di Akademi Perhotelan Trisakti, Jakarta , Management Studies di London, Inggris, dan juga di International Academy of Management & Economics di Manila, Filipina. Saat ini beliau bekerja sebagai pengajar dan juga pengusaha.
Sebagai salah seorang tokoh PR di Indonesia, Prita juga telah menerima beberapa penghargaan. Ia mendapat penghargaan Inspiration Award dari Rakyat Merdeka Online. Kemudian ia juga mendapat penghargaan Tokoh Humas Pilihan Serikat Perusahaan Pers (SPS) di The 3rd Indonesia Public Relations Awards & Summit (IPRAS) pada tahun 2014 di Yogyakarta.
Prita mendirikan sebuah lembaga pendidikan hubungan masyarakat (public relation) pada tahun 1992 dalam bentuk kursus. Kemudian 7 tahun telah berjalan, lalu lembaga ini diresmikan menjadi STIKOM The London School of Public Relations (STIKOM-LSPR). Lembaga ini terkenal sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bergengsi di Jakarta. Prita sendiri yang memimpin langsung lembaga ini sekaligus menjabat sebagai direkturnya. Lembaga ini telah mendapatkan akreditasi A dari Badan akreditasi Nasional sejak 2002. Prita mendirikan lembaga ini dari nol. Prita saat itu dibantu oleh dua pegawai saja dan juga seorang wartawan dari sebuah majalah ekonomi, Kemal Effendi Gani yang saat ini telah menjadi suaminya.
London School ini mengadopsi 60% kurikulum pendidikan di London dan 40% menerapkan kurikulum pendidikan nasional. Konsepnya pun unik, Prita menggunakan konsep Multikultural, sehingga dalam pengajarannya digunakan 50% bahasa Inggris dan 50% bahasa Indonesia. Prita menerapkan asas kekeluargaan dalam London School ini. Sehingga membuat semua individu dalam London school memiliki rasa kebersamaan dan loyalitas.
Pengajarnya sebagian besar berasal dari luar negeri. Tenaga pengajar asing ini direkrut Prita berkat networking yang ia miliki saat bekerja sebagai PR di Clark and Hatch International, sebuah perusahaan di bidang fitness centre. Prita memiliki kenalan istri para expatriate yang mejadi aggota fitness. Mereka sebelumnya berkerja di bidang periklanan, marketing, public relation dan wartawan. Bahkan ada juga yang mantan dekan di salah satu universtitas terkemuka di London. Namun mereka kemudian hanya menjadi ibu rumah tangga saat mengikuti suaminya ke Jakarta. Maka dari itu, Prita mengajak mereka semua untuk mengajar agar ilmu yang mereka punya dapat lebih bermanfaat.
Prita mengungkapkan bahwa bisnis di pendidikan masih didominasi oleh kaum Adam. Maka dari itu Prita ingin mengubah persepsi orang tentang itu. Pendidikan juga memerlukan kaum Hawa. Namun Prita juga tidak memerangi kaum Adam. Prita menginginkan kaum Adam dan Hawa bisa jalan beriringan dan juga saling mendukung.
Selain itu, beliau juga dipercaya menjabat Ketua Umum Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) pada tahun 2011-2014, dan beliau merupakan perempuan pertama yang menjabat posisi itu. Di bawah kepemimpinan Prita, Perhumas memiliki banyak program yang semakin memperkuat peran PR dalam berbagai industri. Dan PR menjadi peran penting dalam program pemerintah untuk menyamakan standar kompetensi PR secara nasional. Berbagai prestasi dan kontribusinya dalam dunia PR membuatnya dinobatkan sebagai salah satu tokoh dan ikon humas di Indonesia.
Tidak sampai situ saja, kecintaan Prita terhadap dunia PR membuatnya tidak berhenti melahirkan ide-ide untuk mengembangakan PR. Ia kemudia menyatukan pimpinan organisasi PR di seluruh ASEAN dan membentuk ASEAN Public Relation Network (APRN) yang bertujuan menyatukan visi, misi dan standar bagi PR di ASEAN. Organisasi ini diresmikan 2 Juni 2014 lalu. APRN ini memiliki tagline The Voice of ASEAN Public Relations”, dan menjadi organisasi PR tertinggi di ASEAN.
Dalam mengatasi kekhawatiran masyarakat terhadap Asean Economic Community, karena dianggap akan berdampak pada bajirnya tenaga kerja asing, sehingga tenaga PR lokal akan kehilangan pekerjaannya, Prita dan teman-teman melalui APRN mengubah pandangan masyarakat mengenai itu. Karena justru menurutnya 10 negara ASEAN akan semakin kuat, terhubung, dan dapat bekerja sama satu dengan yang lainnya. Lalu dengan kekuatan PR dari 10 negara ASEAN yang telah bersatu akan membawa ASEAN lebih maju dan berkontribusi di dunia.

Dalam meraih kesuksesannya selama ini, Prita memiliki tiga kunci utama, yaitu kemauan keras, networking yang luas dan ketertarikan yang besar atau passion dalam bidang tersebut. Sebagai seorang perempuan, Prita tidak takut dalam menjadi pemimpin di bidang PR, mulai dari London School yang ia dirikan, PERHUMAS, dan juga APRN. Dalam memajukan bidang pendidikan PR, Prita juga memiliki kontribusi yang baik. Prita melahirkan konsep berbeda dari perguruan tinggi lain. Selain itu, Prita juga cukup baik dalam memanfaatkan networkingnya. Prita menyadarkan kita bahwa sebuah networking akan sangat penting nantinya bagi kita dalam bekerja, apalagi di dunia PR. Prita juga berani untuk memajukan Indonesia di bidang PR. Prita menganggap bahwa SDM di Indonesia di bidang PR sangat luar biasa. Maka Prita pun tidak takut untuk menjadikan Indonesia sebagai Centre of ASEAN Public Relation.

No comments: