Prita Kemal Gani, salah seorang praktisi PR di Indonesia, beliau lahir 23
November 1961 silam di Jakarta. Beliau telah menjalani studi di Akademi
Perhotelan Trisakti, Jakarta , Management Studies di London, Inggris, dan juga
di International Academy of Management & Economics di Manila, Filipina.
Saat ini beliau bekerja sebagai pengajar dan juga pengusaha.
Sebagai salah seorang tokoh PR di Indonesia, Prita juga telah menerima
beberapa penghargaan. Ia mendapat penghargaan Inspiration Award dari Rakyat Merdeka Online. Kemudian ia juga
mendapat penghargaan Tokoh Humas Pilihan Serikat Perusahaan Pers (SPS) di The 3rd Indonesia Public Relations Awards
& Summit (IPRAS) pada tahun 2014 di Yogyakarta.
Prita mendirikan sebuah lembaga pendidikan hubungan masyarakat (public
relation) pada tahun 1992 dalam bentuk kursus. Kemudian 7 tahun telah berjalan,
lalu lembaga ini diresmikan menjadi STIKOM The London School of Public
Relations (STIKOM-LSPR). Lembaga ini terkenal sebagai salah satu lembaga
pendidikan yang bergengsi di Jakarta. Prita sendiri yang memimpin langsung
lembaga ini sekaligus menjabat sebagai direkturnya. Lembaga ini telah
mendapatkan akreditasi A dari Badan akreditasi Nasional sejak 2002. Prita
mendirikan lembaga ini dari nol. Prita saat itu dibantu oleh dua pegawai saja
dan juga seorang wartawan dari sebuah majalah ekonomi, Kemal Effendi Gani yang
saat ini telah menjadi suaminya.
London School ini mengadopsi 60% kurikulum pendidikan di London dan 40%
menerapkan kurikulum pendidikan nasional. Konsepnya pun unik, Prita menggunakan
konsep Multikultural, sehingga dalam pengajarannya digunakan 50% bahasa Inggris
dan 50% bahasa Indonesia. Prita menerapkan asas kekeluargaan dalam London
School ini. Sehingga membuat semua individu dalam London school memiliki rasa
kebersamaan dan loyalitas.
Pengajarnya sebagian besar berasal dari luar negeri. Tenaga pengajar asing
ini direkrut Prita berkat networking yang ia miliki saat bekerja sebagai PR di
Clark and Hatch International, sebuah perusahaan di bidang fitness centre.
Prita memiliki kenalan istri para expatriate yang mejadi aggota fitness. Mereka
sebelumnya berkerja di bidang periklanan, marketing, public relation dan
wartawan. Bahkan ada juga yang mantan dekan di salah satu universtitas terkemuka
di London. Namun mereka kemudian hanya menjadi ibu rumah tangga saat mengikuti
suaminya ke Jakarta. Maka dari itu, Prita mengajak mereka semua untuk mengajar
agar ilmu yang mereka punya dapat lebih bermanfaat.
Prita mengungkapkan bahwa bisnis di pendidikan masih didominasi oleh kaum
Adam. Maka dari itu Prita ingin mengubah persepsi orang tentang itu. Pendidikan
juga memerlukan kaum Hawa. Namun Prita juga tidak memerangi kaum Adam. Prita
menginginkan kaum Adam dan Hawa bisa jalan beriringan dan juga saling
mendukung.
Selain itu, beliau juga dipercaya menjabat Ketua Umum Perhimpunan Hubungan
Masyarakat Indonesia (Perhumas) pada tahun 2011-2014, dan beliau merupakan
perempuan pertama yang menjabat posisi itu. Di bawah kepemimpinan Prita,
Perhumas memiliki banyak program yang semakin memperkuat peran PR dalam
berbagai industri. Dan PR menjadi peran penting dalam program pemerintah untuk
menyamakan standar kompetensi PR secara nasional. Berbagai prestasi dan
kontribusinya dalam dunia PR membuatnya dinobatkan sebagai salah satu tokoh dan
ikon humas di Indonesia.
Tidak sampai situ saja, kecintaan Prita terhadap dunia PR membuatnya tidak
berhenti melahirkan ide-ide untuk mengembangakan PR. Ia kemudia menyatukan
pimpinan organisasi PR di seluruh ASEAN dan membentuk ASEAN Public Relation
Network (APRN) yang bertujuan menyatukan visi, misi dan standar bagi PR di
ASEAN. Organisasi ini diresmikan 2 Juni 2014 lalu. APRN ini memiliki tagline “The Voice of ASEAN Public Relations”, dan menjadi organisasi PR
tertinggi di ASEAN.
Dalam mengatasi kekhawatiran masyarakat terhadap Asean Economic Community,
karena dianggap akan berdampak pada bajirnya tenaga kerja asing, sehingga
tenaga PR lokal akan kehilangan pekerjaannya, Prita dan teman-teman melalui
APRN mengubah pandangan masyarakat mengenai itu. Karena justru menurutnya 10 negara
ASEAN akan semakin kuat, terhubung, dan dapat bekerja sama satu dengan yang
lainnya. Lalu dengan kekuatan PR dari 10 negara ASEAN yang telah bersatu akan
membawa ASEAN lebih maju dan berkontribusi di dunia.
Dalam meraih kesuksesannya selama ini, Prita memiliki tiga kunci utama,
yaitu kemauan keras, networking yang luas dan ketertarikan yang besar atau
passion dalam bidang tersebut. Sebagai seorang perempuan, Prita tidak takut
dalam menjadi pemimpin di bidang PR, mulai dari London School yang ia dirikan,
PERHUMAS, dan juga APRN. Dalam memajukan bidang pendidikan PR, Prita juga
memiliki kontribusi yang baik. Prita melahirkan konsep berbeda dari perguruan
tinggi lain. Selain itu, Prita juga cukup baik dalam memanfaatkan
networkingnya. Prita menyadarkan kita bahwa sebuah networking akan sangat
penting nantinya bagi kita dalam bekerja, apalagi di dunia PR. Prita juga
berani untuk memajukan Indonesia di bidang PR. Prita menganggap bahwa SDM di
Indonesia di bidang PR sangat luar biasa. Maka Prita pun tidak takut untuk
menjadikan Indonesia sebagai Centre of ASEAN Public Relation.
No comments:
Post a Comment