Thursday, July 28, 2016

Review Novel "Dilan"

Di sela-sela KKN gini, aku kepikiran review soal salah satu novel yang pernah aku baca nih. Dilan judulnya. Novel karya Pidi Baiq. Aku udah lama sebenrnya bacanya. Cuma baru kepikiran aja buat review. Jadi maaf maaf aja kalo ada yang salah. Kadang udah lupa sama ceritanya. Tapi ada bagusnya, aku bisa cerita kesan apa yang bener-bener melekat dari novel Dilan setelah sekian lama bacanya. Langsung aja lah ya.

Dilan. Tokoh utama di novel ini. Sosok laki-laki idaman untuk wanita pada umumnya. Termasuk aku haha. Begitu romantisnya Dilan memperlakukan perempuannya. Namun cenderung sosok ini bener-bener Cuma imajinasi. Aku yakin ga ada sosok kayak Dilan di dunia nyata haha. Ya ngertilah, semua manusia ga ada yang sempurna. Dilan di sini digambarkan sebagai sosok yang begitu solid sama temen-temennya. Dilan penuh dengan kejutan. Banyak hal yang dilakukan Dilan yang kebanyakan orang pasti ga kepikiran buat ngelakuin itu. Entah mas Pidi Baiq menggambarkan Dilan ini berlatarbelakang kehidupannya atau engga. Kalo iya, berarti sosok Dilan emang ada, dan ekspektasiku salah.

Tapi aku yakin sih mas Pidi menggambarkan sosok Dilan ini atas dasar imajinasinya. Dilan juga merupakan sosok yang begitu peka terhadap sekitar. Dilan begitu tahu bagaimana memperlakukan seorang wanita. Wanita ingin dimanja, dipeuhi dengan kejutan, hal-hal yang baru, yang tak disangka, dan Dilan punya semua itu.

Dilan di sini diceritakan oleh Milea. Aku lupa pelajaran bahasa Indonesia. tentang sudut pandang itu, aku udah lupa, kayaknya sudut pandang orang ketiga haha. Di novel ini, Milea bercerita banyak hal soal Dilan. Bukan Dilan yang bercerita soal Dilan. Bahasa yang dipakai di novel ini kadang rada njelimet, aku kadang kurang paham. Misal, “aku ke rumah, jangan?”. Ini maksudnya apa? Tapi setelah baca lebih banyak lagi di novel ini, akhirnya aku paham. Jadi kalimat itu maknanya semacam, “aku ke rumah ya?”. Begitulah kira-kira.

Di novel ini terlalu banyak cerita yang diulang. Terlalu banyak flashback yang kadang membuat bosan bacanya. Dan yang paling disayangkan, hal-hal yang mengejutkan dari Dilan tidak terlalu banyak, Cuma dikit, meskipun bener-bener ngena tapi kurang banget sih menurutku, kurang banyak. Tapi cukuplah untuk membuat berkesan.

Di novel ini, diceritain banyak soal kehidupan anak SMA , dan bikin kita selalu pingin kembali ke masa SMA. Walaupun sebenernya kalo kembali ke masa SMA juga ga bakal punya cerita kayak di novel Dilan sih haha. Oiya ga enaknya lagi, ada banyak perckapan yang kurang penting menurutku yang mebuat cerita novel Dilan kurang beralur dan kurang beraturan. Banyak percakapan ga penting yang kurang meninggalkan kesan yang seharusnya ga usah dimasukin. Tapi ya gapapa sih.

Seperti kebanyakan cerita-cerita bagus yang dikemas, entah film, maupun novel, novel Dilan berhasil bikin gemes nih di akhir ceritanya. Dilan yang dari awal bikin kita mikir hanya punya potensi berakhir sama Milea, ternyata Dilan tidak berakhir seperti itu. Kecewa , sedih, gemes gimana gitu rasanya. Ya begitulah kesanku setelah udah lama baca novel ini. kalo ada yang salah ya maapin. Namanya juga review, ya Cuma dari sudut pandangku aja. Ditambah lagi aku bacanya udah lama kan. Jadi lupa-lupa dikit lah, banyak juga maapin.

Yaudah gitu dulu ya.

Dadah.


Titik dua bintang.

No comments: