Hai..
Serius dikit ya sekarang. Aku mau bahas soal film Transendence nih.. Sebenernya ini tugas kuliah, tapi mending di post sekalian kan hehe..
Film Transcendence diawali oleh setting
rumah Will Caster dan istrinya Evelyn yang sudah berantakan. Film ini mengajak
kembali ke lima tahun silam. Will dan Evelynn adalah sepasang kekasih yang
memiliki ketertarikan di bidang yang sama yaitu Science. Will Caster dan Evelynn memiliki cita-cita untuk membuat
teknologi mutakhir yang mampu menjadikan masa depan manusia lebih baik. Mereka
ingin menciptakan teknologi yang mampu menggantikan kehidupan manusia.
Namun ada beberapa orang yang tidak suka
dengan cara berpikir Will dan Evelynn. Mereka menganggap Will dan Evelynn telah
melampaui batas kodrat manusia. Mereka beranggapan bahwa Will dan Evelynn telah
berusaha menjadi Tuhan atau menciptakan Tuhan mereka sendiri
Kemudian terjadilah insiden penembakan
yang mengakibatkan Will tertembak. Will terkena racun radioaktif yang
menyebabkan umurnya tidak panjang lagi. Evelynn tidak ingin kehilangan
suaminya. Sehingga ia memutuskan memindahkan memori Will ke dalam PINN-mesin
cerdas karya Will yang diharapkan akan menggantikan suaminya. Mesin tetaplah
mesin, ia tidak bisa menggantikan manusia. Banyak hal terjadi yang tidak sesuai
kodrat alam. Evelynn dan Will pun sadar dan mengakhiri kekacauan yang dibuatnya
dengan virus yang diciptakan Max-sahabat Will dan Evelynn untuk menghancurkan
teknologi yang mereka buat.
Film
Transcendence menggambarkan kehidupan berilmu yang tidak beriringan dengan
agama. Ilmu di sini berjalan sendirian tanpa memikirkan adanya Tuhan. Will dan
Evelynn ingin menciptakan teknologi mampu membawa kesejahteraan pada umat
manusia. Will dan Evelynn ingin menciptakan teknologi yang mampu menyembuhkan
manusia dari segala macam penyakit, menjadi manusia yang sangat tangguh dengan
teknologi. Dalam sebuah workshop, Will menjelaskan penemuan yang sedang
dikembangkannya, lalu ada salah satu peserta yang bertanya apakah Will
bermaksud menciptakan Tuhannya sendiri. Will menjawab bahwa semua manusia
memang ingin melakukan hal tersebut. Sebenarnya Will dan Evelynn telah
menerapkan prinsip liberasi dengan menciptakan teknologi untuk menyembuhkan
manusia. Namun prinsip ini telah melampaui batas. Mereka lupa bahwa teknologi
seharusnya hanya membantu, bukan menggantikan.
Hal ini membuat kelompok aliansi
teknologi khawatir dengan perbuatan Will. Mereka takut teknologi akan
menggantikan kodrat Tuhan. Mereka akhirnya menembak Will dengan peluru radiasi.
Will kemudian tinggal menunggu hari kematiannya. Evelynn tidak ingin hal
tersebut terjadi. Evelynn memutuskan memindahkan memori Will ke mesin PINN.
Sehingga Will hidup di mesin tersebut. Ini jelas sudah termasuk melampaui
batasan manusia. Manusia tidak seharusnya menciptakan makhluk di dalam mesin.
Manusia bukanlah Sang Pencipta. Manusia adalah Khalifah, bukan penguasa alam
semesta.
Will di dalam mesin selama dua tahun
menciptakan teknologi canggih yang mampu menyembuhkan penyakit manusia dengan
cepat. Hal ini telah melanggar prinsip transendensi. Manusia seharusnya hanya
boleh membantu penyembuhan, bukan yang menyembuhkan, karena yang menyembuhkan hanyalah
Tuhan.
Semakin hari teknologi yang Will
ciptakan selama di dalam mesin semakin canggih. Dengan penyembuhan yang
dilakukan mesin Will, ada zat yang masuk ke dalam tubuh manusia yang
disembuhkan. Kemudian tubuh manusia itu akan tersambung dengan Will. Sehingga
secara tidak langsung, Will telah menguasai manusia-manusia yang menjadi objek
penyembuhan mesin Will. Hal ini jelas menandai bahwa Will berusaha menjadi
penguasa dari manusia-manusia tersebut.
Will dengan teknologi-teknologi nya
semakin kuat. Will mampu menciptakan mesin yang mampu menyebuhkan dengan cepat
dan mampu memperbaiki diri yang telah rusak dengan cepat. Ini membuat aliansi
teknologi semakin khawatir. Mereka khawatir akan terjadinya evolusi
besar-besaran. Mereka takut manusia nantinya akan digantikan dengan teknologi.
Mereka menggandeng agen FBI yang mana merupakan sahabat dari Will dan Evelynn.
Mereka menyadarkan Max bahwa mesin
seharusnya membantu manusia, bukan menggantikan manusia itu sendiri. Bahkan
ungkapan tersebut adalah ungkapan yang pernah keluar dari mulut Max sendiri.
Dari hal ini bisa dilihat bahwa kelompok aliansi teknologi ini merupakan
penjaga transendensi. Mereka tidak ingin kehidupan manusia yang sakral diganti
dengan ciptaan ilmu pengetahuan yaitu teknologi. Mereka tidak ingin manusia
mengalami dehumanisasi. Jika teknologi menggantikan kehidupan manusia, maka
manusaia dapat dikatakan telah mengalami dehumanisasi. Will dan Evelynn pun di
sini menjadi sosok yang mengalami detransendensi. Mereka menganggap merekalah
yang berkuasa atas ilmu pengetahuan. Mereka lupa ada campur tangan Tuhan di
balik semuanya.
Will dan Evelynn dengan teknologinya
hanya menerapkan prinsip liberasi. Mereka ingin bebas terhadap ilmu pengetahuan
yang mereka buat. Namun mereka akhirnya sadar bahwa mereka telah melampaui
batas transendensi. Transendensi seharusnya hanya merujuk untuk Tuhan. Bukan
kuasa mereka untuk menciptakan evolusi manusia.
Dalam
film Transendensi, penonton diajak berpikir memahami isi film ini. Banyak
pelajaran yang dapat diambil dari film ini. Yaitu, manusia boleh saja berilmu,
namun tidak boleh melupakan bahwa ada Tuhan di setiap langkahnya.
Film
ini kurang runtut dalam menjelaskan teknologi-teknologi yang diusung oleh Will.
Sehingga banyak adegan-adegan yang kurang bisa dipahami. Dan banyak juga
adegan-adegan yang kurang logis. Teknologi yang diciptakan tidak terlalu
terlihat sebagai teknologi, terlalu praktis sehingga lebih terlihat seperti
sebuah hal yang magis.
Penyampaian pesan dari film ini pun
kurang mampu merepresentasikan maksud inti dari film ini yaitu soal
transendensi. Film ini hanya terbatas soal film Science-Fiction. Sehingga film
ini lebih mengarah pada hiburan. Seharusnya film ini mampu menjadi film yang
sangat memiliki pesan-pesan dan nilai-nilai moral di dalamnya.
Jadi gitu... hehe..
Udah ya..
Titik dua bintang
No comments:
Post a Comment